HARIANTO DS, URIP IKU KUDU URUP

Profil kali ini, yang kami tampilkan adalah sosok langganan longest drive. Harianto DS dengan postur tubuh tinggi besar, tidak heran kalau beliau selalu langganan longest drive di turnamen yang diikutinya. Tidak kurang rata-rata pukulannya 250 M, bahkan pernah mencapai 293 M yang dicetaknya di Dago Heritage saat turnamen HUT Bank BJB.

Mulai menyukai golf sekitar tujuh belas tahun, atau tepatnya mulai tahun 2002. Lelaki pemegang handicap 10 ini, bermain golf karena tuntutan pekerjaan. Sebagai Pemimpin Cabang sebuah bank pemerintah, mengharuskannya untuk bisa bermain golf. Mengawalinya dari sekedar iseng namun lama kelamaan makin ketagihan dan semakin serius. “yaa… nyemplung serius sekalian… hahaha,” Ujar Harianto berseloroh menceritakan awal mulanya kenal golf.
Kemudian Mas Har melanjut, “Dan belajar golfnya pun cukup unik, karena saat itu saya bertugas di Waingapu, Sumba Timur, NTT. Karena tidak ada lapangan maka disana saya belajar memukul bola golf dilapangan pacuan kuda. Ditemani tiga orang office boy yang bertugas melihat dan menjaga bola didepan, hahaha,”Ujar Harianto yang akrab disapa Mas Har, tertawa geli bila mengingat itu semua.

Harianto DS pernah bermain dengan skor terburuk family 100 diawal-awal bermain golf. Namun juga pernah bermain dengan skor terbaiknya 66 (32-34), ternyata pernah mencetak hole in one. “Hole In One sudah lama sekali yakni di Bali Nirwana Resort tahun 2004. Di hole berapa sudah lupa deh 14 atau 17 dimana jarak 172 m menggunakan stik iron 5. Sbelum green hamparan sawah dan angin cukup membantu ke arah green ! Taaak … Bola jatuh di green dan gak kelihatan saya kira lewat. Begitu tiba di green bolanya ada di lobang keramat ! Itu hole in one bersejarah karena saya baru belajar golf.
“Dari pengalaman bermain golf selama ini, ternyata permainan golf itu sangat asyik. Gabungan antara pengendalian emosi, semangat untuk mengalahkan lawan dan mengendalikan ego diri sendiri. Memerlukan konsentrasi sepenuh hati. Selain itu juga bisa mendapat banyak teman dengan berbagai karakter yang tentu saja membuat kita semakin dewasa dalam bersikap dan bergaul. Dan yang terpenting selalu berpikir positif dan tetap semangat walau gak main bagus” Ujar Harianto, menjawab pertanyaan Golftimes, tentang mengapa sangat menyukai golf.

Diantara kesibukannya sehari-hari, Mas Har lebih dahulu menyukai olahraga sepak bola, bola voli, tenis lapangan sebelum gandrung dengan golf.
“Betul itu, sejak saya muda memang sudah menyukai Sepakbola, Bola Voli dan Tenis lapangan,” tutur Mas Har menjawab olahraga apa saja yang disukai selain golf. Lanjutnya,” Bahkan saya menekuni semuanya dengan serius namun hanya Bola Voli yang sempat membawa saya menjelajah Pulau Jawa dan Bali. Sementara tenis lapangan lebih banyak dilakukan untuk menjalin komunikasi dengan mitra kerja yakni saat bekerja di BUMN Perbankan.

Mas Har ternyata memiliki bakat dan darah seni yang menurun dari ayahnya yaitu menyanyi dan melukis. Ia sangat menyukai dua kegiatan tersebut sebagaimana menyukai hobi olahraga.
“Menyanyi memang sudah saya sukai sejak muda terutama musik Keroncong. Sehingga pada saat dinas di Rantauprapat 1993-1996 saya berkesempatan lebih mematangkan lagi kemampuan teknik bernyanyi saya. Karena di Rantauprapat sungguh banyak talenta yang luar biasa dalam menyanyi. Dan akhirnya serius belajar sama ahlinya seperti tehnik vokal maupun tehnik nafas. Bahkan saking seriusnya sampai saya sempat membuat dua album rekaman untuk keperluan pribadi dan temen dekat. Sementara Beladiri Tenaga Dalam Pranasakti aktif sejak 1993 di Kota Rantauprapat, Sumatra Utara sampai sekarang. Namun saat ini lebih banyak latihan sendiri dirumah, sementara untuk melukis itu hanya belajar autodidak saja sejak kecil dan dilakukan saat senggang saja.

“Hal yang paling tidak saya lupakan adalah saat bertugas di Waingapu, Sumba Timur NTT sebagai kepala cabang. Dimana sejauh mata memandang adalah rumput kering dan jarang sekali tanaman tanaman yang hijau. Namun itu terjadi saat musim kemarau. Ketika saat datang turun musim hujan, biasanya dibulan Januari Februari, barulah nampak keindahan asli Sumba Timur. Semua hamparan berwarna hijau laksana permadani, sungguh elok dan sedap dipandang mata. Keindahan yang sangat sulit diungkapkan dengan kata-kata, dan Waingapu menjadi Kota Kenangan terindah dalam perjalanan hidup” Ungkap Harianto DS, mengenang empat tahun bertugas di Waingapu.

Bermain golf bersama teman-teman, tentunya mengasyikan sekali. Memunculkan canda dan tawa, semua happy walau banyak masalah hidup. “Kala itu kami main berempat hari sabtu pagi di Cilangkap. Kami mulai dari hole 14 biasa lah isian, main Biruan. Nah hole 14,15,16,17 saling tarik menarik tanpa pemenang dan muncul ide jahil dipikiran saya.
Saya dekati caddy sambil berbisik”hole 18, saya pake iron 7 tapi nanti saya teriak minta Piching yaa” Kebetulan saya abis Par jadi saya giliran memukul duluan dan dengan gagah teriak “berapa jarak? “ 159 meter pak! Jawab Caddy dan saya jawab “Oke minta Piching yaa”… Dan fokus .. Backswing .. Taaakk! Bola jatuh 10-20 cm dari pin. Lanjut lawan mukul satu belok kanan, satu belok kiri dan satunya nyemplung kolam….. sementara saya berhasil mencetak birdie. Lanjut ke hole 1,2 saya par dan saat masuk hole 3, Sebelum mukul seorang teman bertanya “Mas tadi hole 18 pake stik berapa sih? “ Saya jawab datar tanpa ekspresi “Tujuh”,” “Lha… mas tadi minta piching sama Caddy ? Saya jawab lagi “Terserah saya donk lha mulutku sendiri …. hahahaha” Langsung serentak mereka bertiga kompak mengumpat “Setaaaaan!!! “

Dibesarkan dalam lingkungan jawa, yang sarat dengan filosofi. Menjadikan Harianto DS seseorang yang selalu memegang teguh prinsip-prinsip tersebut. “Ibu saya mengajarkan itu dan meminta saya memegang teguh, “ Ujar Mas Har tentang prinsip-prinsip hidup yang dijalaninya. Lelaki yang beristrikan Erni Yuniar mojang priangan ini , dan telah dikaruniai 3 orang anak yaitu Shafira Hani Tyagita, Fariz Rheza Muhammad dan Kafi Ahmad Daniswara menjelaskan lebih lanjut tentang prinsip-prinsipnya ,” Urip iku kudu Urup, artinya Hidup itu harus Nyala… Memiliki makna yang dalam yakni kehidupan yang kita jalani harus mampu memberi manfaat bagi orang lain. Apabila kita tidak mampu memberi manfaat pada orang lain setidaknya tidak menyakiti orang lain, Jadilah ikan air laut, dagingnya tetap tawar walau hidup diair asin.. Kecuali dia mati dan diasinkan orang ! Jadi dimanapun berada tetaplah teguh dan tetap menjadi diri sendiri. *GT*

Untuk isi artikel lebih lengkap bisa dilihat di tautan berikut GolfTimes E-Magz V12062023 Dan baca profile lainnya di tautan berikut https://golftimes.id/profile/