Dalam situasi normal, menantang Rory McIlroy untuk gelar Race to Dubai saja sudah sulit. Namun bagi Marco Penge, tantangannya justru dimulai jauh sebelum memukul tee pertama di DP World Tour Championship 2025.
Pegolf Inggris itu menghabiskan hampir sepekan… terbaring sakit di tempat tidur.
Tetap saja, dari balik selimut dan layar laptop, Penge menemukan cara paling tidak biasa untuk mempersiapkan diri menghadapi pegolf nomor dua dunia itu.
“Saya berbaring di tempat tidur menonton empat putaran Rory tahun lalu di YouTube,” kata Penge sambil tertawa. “Saya rasa saya sudah mendapat gambaran cukup baik tentang bagaimana dia menyerang Earth Course.”
Belajar dari YouTube, Lalu Satu Grup dengan Sang Rival
Ironisnya, setelah mempelajari McIlroy dari video, Penge kini mendapat kesempatan mengikuti langsung setiap langkah rivalnya — karena keduanya dipasangkan dalam grup yang sama untuk dua putaran pertama di Dubai, sama seperti pekan lalu di Abu Dhabi.
Bagi Penge, momen ini lebih dari sekadar kesempatan belajar. Ini adalah kunci terakhir untuk tetap hidup dalam perebutan gelar musim.
“Saya hanya mencoba memaksimalkan pengalaman bermain dengannya. Dia punya pengalaman bertahun-tahun, saya baru pertama kali tampil di final musim,” ujar Penge. “Saya akan berada di bayang-bayangnya dan mencoba mengikuti dia.”
Skenario Rumit Perebutan Gelar
Penge saat ini berada di posisi kedua klasemen Race to Dubai, tertinggal 767 poin dari McIlroy. Untuk menyalipnya, ia harus:
- Menjuarai DP World Tour Championship, dan
- Berharap McIlroy finis di luar dua besar,
atau - Jika Penge finis T2, McIlroy harus turun jauh di papan peringkat.
Skenarionya rumit. Tekanannya besar. Tetapi justru itulah panggung yang membuat karier Penge musim ini begitu mencolok.
Persiapan Terbatas, Namun Tetap Percaya Diri
Meski digerogoti sakit, Penge memaksakan diri tampil di sembilan lubang latihan pada Rabu pagi — satu-satunya sesi lengkap yang ia jalani sebelum turnamen.
“Ini semua masih baru bagi saya,” katanya. “Tapi pada akhirnya, ini tetap lapangan golf—fairways dan greens. Rencananya sederhana: pukul lurus, jalankan apa yang bisa saya kontrol.”
Penge sudah mencatatkan tiga kemenangan musim ini dan menjadi salah satu kisah besar European Tour 2025. Pendekiannya yang cepat, kestabilan permainannya, serta ketenangan di bawah tekanan membuatnya dipandang sebagai calon bintang besar berikutnya.
Namun pekan ini menghadirkan tantangan paling ekstrem: melawan rasa sakit, melawan dominasi McIlroy, dan mengejar pencapaian terbesar dalam hidupnya — gelar Race to Dubai di musim debut.
Akan Jadi Dongeng atau Realita Keras?
Jika Penge berhasil, ini akan menjadi salah satu cerita paling dramatis dalam sejarah akhir musim European Tour:
seorang debutan yang sakit sepekan penuh, belajar dari YouTube, lalu menjatuhkan McIlroy di panggung terbesar.
Tetapi jika tidak, pengalaman ini bisa menjadi pijakan kokoh menuju karier panjang di level elite.
Entah bagaimana hasilnya nanti, satu hal pasti:
Marco Penge datang ke Dubai bukan sekadar sebagai peserta—ia datang sebagai penantang serius.








Users Today : 105
This Month : 8706
This Year : 122771
Total Users : 248421
Total views : 738120
0 Comments