Robert MacIntyre Tutup Pekan Impian dengan Kemenangan di Dunhill Links

Hanya berselang sepekan setelah menjadi bagian dari kemenangan emosional Tim Eropa di Ryder Cup, Robert MacIntyre kembali membuat publik bergemuruh. Kali ini bukan di Amerika, melainkan di tanah kelahirannya sendiri — di jantung sejarah golf, Old Course St. Andrews.

Pada Minggu (5/10), pegolf berusia 28 tahun itu menuntaskan pekan impian dengan menjuarai Alfred Dunhill Links Championship 2025, menorehkan kemenangan keduanya berturut-turut di tanah Skotlandia dan menegaskan statusnya sebagai pahlawan baru golf Eropa.

Kemenangan di Rumah Sendiri

MacIntyre tampil luar biasa dengan skor 6-under 66 untuk ketiga hari berturut-turut, menutup turnamen dengan 18-under par — unggul empat pukulan dari pesaing terdekat, Tyrrell Hatton, rekan setimnya di Ryder Cup.

Kemenangan ini terasa spesial bukan hanya karena lokasinya di “Rumah Golf”, tetapi juga karena sejarah yang ia ciptakan: MacIntyre menjadi pegolf Skotlandia pertama dalam dua dekade terakhir yang menjuarai Dunhill Links Championship.

“Hanya akhir yang indah untuk pekan yang baik,” ujarnya sambil tersenyum lebar. “Saya bahkan tidak tahu bagaimana akan merayakannya setelah pesta minggu lalu di Ryder Cup. Tapi kami akan mencoba sebaik mungkin.”

Dari Badai ke Momen Bersejarah

Turnamen tahun ini sempat diwarnai cuaca ekstrem. Badai besar pada Sabtu membuat putaran ketiga dibatalkan, memaksa panitia memendekkan format menjadi 54 hole di tiga lapangan ikonik: St. Andrews, Carnoustie, dan Kingsbarns.

Namun kondisi itu tidak mengganggu ritme MacIntyre sedikit pun. Seakan terbawa momentum dari euforia kemenangan Eropa di Bethpage Black, ia bermain dengan kepercayaan diri tinggi, mengendalikan bola di tengah angin pesisir dan menghindari jebakan bunker khas Skotlandia.

“Saya melakukan segalanya di luar rencana minggu ini,” candanya. “Saya tiba Rabu sore, cuma main 12 hole, makanannya pun jauh dari ideal — ikan dan kentang goreng, banyak makanan cepat saji. Tapi terkadang, ketika tidak mengharapkannya, hal-hal terbaik justru terjadi.”

Dari Bethpage ke St. Andrews

Bagi MacIntyre, kemenangan ini terasa seperti epilog sempurna dari dua pekan paling berkesan dalam hidupnya. Setelah berjuang keras membantu Eropa merebut kembali Ryder Cup dengan 1½ poin krusial, ia pulang membawa semangat yang sama — dan menerjemahkannya menjadi kemenangan penuh emosi di depan publik sendiri.

Dengan gaya ayunan kidalnya yang khas, MacIntyre menunjukkan kombinasi ketepatan, ketenangan, dan rasa bangga nasional. Ia memainkan lapangan legendaris itu seolah mengenal setiap lekukan, setiap hembusan anginnya.

Bintang yang Kian Bersinar

Sementara Tyrrell Hatton mencatat skor 65 dan finis di posisi kedua dengan 14-under, duo John Parry (66) dan Richard Sterne (71) berbagi tempat ketiga. Pegolf Inggris Tommy Fleetwood, rekan seperjuangan MacIntyre di Ryder Cup, mencatatkan 70 dan finis sembilan pukulan di belakang sang juara.

Seperti tradisi Dunhill Links pada umumnya, turnamen ini kembali menampilkan kemeriahan khas pro-am, dengan kehadiran para selebriti seperti Bill Murray, Michael Douglas, dan legenda hoki Wayne Gretzky. Namun, di tengah sorotan bintang, MacIntyre-lah yang menjadi cerita utama.

Akhir Pekan yang Sempurna di Rumah Golf

Dari panasnya Bethpage hingga angin dingin St. Andrews, Robert MacIntyre telah melalui perjalanan luar biasa dalam dua minggu terakhir — dari pejuang tim menjadi pemenang sejati.

“Menang di rumah, di Rumah Golf,” katanya sambil menatap tribun yang bergemuruh, “tidak ada yang lebih baik dari ini.”

Kemenangan di Dunhill Links bukan sekadar trofi tambahan. Bagi MacIntyre, ini adalah pernyataan bahwa bintang baru Skotlandia telah lahir — dengan hati sebesar gairah rakyatnya terhadap golf.