30/07/2025
by rudy iskandar

Lee Westwood Sindir Sistem Peringkat Dunia: “Ini Lelucon!”

Lee Westwood kembali mencuri perhatian, bukan karena prestasi spektakuler, melainkan lewat kritik pedasnya terhadap sistem peringkat dunia golf. Usai finis di posisi T-34 pada The Open Championship 2025, pegolf veteran…...
"

Start reading

Lee Westwood kembali mencuri perhatian, bukan karena prestasi spektakuler, melainkan lewat kritik pedasnya terhadap sistem peringkat dunia golf.

Usai finis di posisi T-34 pada The Open Championship 2025, pegolf veteran Inggris itu melonjak 3.759 posisi ke peringkat 930 dunia—dan hal itu justru dia jadikan senjata untuk menyindir kredibilitas sistem Official World Golf Ranking (OWGR).

“Saya pikir ini membuktikan bahwa tanpa akses ke poin peringkat dunia, sistem ini jadi sedikit lelucon,” ujar Westwood pada Rabu (23/7) jelang turnamen LIV Golf UK pekan ini.

Pernyataan itu muncul di tengah upaya terbaru LIV Golf untuk memperoleh pengakuan OWGR. Setelah permohonan pertamanya ditolak pada 2022, liga yang didukung dana Arab Saudi ini kembali mengajukan akreditasi bulan lalu—dan masih menunggu keputusan.

Tanpa pengakuan OWGR, para pemain LIV seperti Dustin Johnson dan Brooks Koepka harus menggantungkan poin peringkat dari turnamen mayor dan sejumlah event internasional terbatas. Akibatnya, banyak nama besar terjun bebas dari daftar elit dunia.

Contohnya, Johnson—yang pernah duduk di singgasana peringkat 1 dunia selama 135 pekan—sempat anjlok ke posisi 907 sebelum naik ke 571 usai finis T-23 di The Open. Kini, hanya Bryson DeChambeau (16) dan Tyrrell Hatton (21) yang bertahan di jajaran 50 besar dunia dari kubu LIV.

Westwood menilai, jika OWGR terus mengabaikan LIV, maka turnamen major seharusnya bertindak.
“Kalau sistem peringkat tidak mengakomodasi pemain LIV, maka turnamen mayor harus mulai mengubah kualifikasi mereka. Karena pada akhirnya, semua ingin pemain terbaik tampil di panggung tertinggi,” tegasnya.

Ironisnya, kenaikan ekstrem Westwood—dari luar 4.000 besar ke posisi 930—datang setelah satu hasil bagus di The Open. Ia bahkan kini melampaui putranya, Sam, yang berkompetisi di tur mini dan duduk di peringkat 2.759.

Jon Rahm, yang pindah ke LIV pada akhir 2023, juga mengkritik OWGR jauh sebelum bergabung. Rahm lebih menyukai sistem berbasis statistik seperti strokes gained, yang menurutnya lebih objektif dalam menilai performa.

“Saya sudah pikir sistem itu cacat bahkan sebelum saya bergabung dengan LIV,” kata Rahm. “Satu periode buruk bisa menghantui Anda selama dua tahun. Dan sistem itu bisa dimanipulasi—dengan memilih turnamen tertentu, Anda bisa memaksimalkan poin. Strokes gained memberi gambaran siapa yang benar-benar bermain baik.”

Sementara CEO LIV Scott O’Neil berharap akreditasi OWGR bisa diberikan sebelum musim major 2026 dimulai, para pemain berharap pengakuan datang lebih cepat.

“Banyak dari kami yang peringkatnya tidak mencerminkan kemampuan sebenarnya,” kata Hatton. “Semakin cepat OWGR kembali relevan, semakin sehat juga untuk dunia golf.”

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Pick your next post

Contact Us

Address : Jl. Media No.88 - Jakarta Barat - 18789 - INDONESIA
______________________________
Email : halo@golftimes.id
Office : 0812-3456-7890
Advertising Info : 0811-1967-688

Information

  • Redaksi
  • Karir
  • Media Partner
  • Info Iklan

Categories

News
Profile
Junior & Amatir
Video
Tips & Tricks

234995
Users Today : 198
This Month : 12188
This Year : 109345
Total Users : 234995
Total views : 692558