Dominasi Scheffler di Open Championship, Grand Slam di Depan Mata

Scottie Scheffler tampil seperti pegolf dari galaksi lain. Di tengah tekanan turnamen mayor tertua dan atmosfer khas Royal Portrush yang menantang, pegolf nomor satu dunia itu membuktikan mengapa ia menjadi tolok ukur dominasi golf modern.

Pada Minggu (20/7), Scheffler memastikan namanya terukir sebagai Champion Golfer of the Year usai menjuarai The Open Championship 2025. Membukukan skor 68 (3-under) di putaran final, ia mengakhiri pekan dengan total 267 (17-under), unggul jauh dari pesaing-pesaingnya dan membawa pulang Claret Jug pertamanya.

Bagi Scheffler, ini bukan sekadar kemenangan. Ini adalah gelar mayor keempat sepanjang karier, dan yang kedua dalam satu musim setelah sebelumnya merebut PGA Championship 2025. Kini, Scheffler hanya butuh satu trofi lagi untuk menyempurnakan karier Grand Slam—prestasi langka yang hanya pernah dicapai oleh enam pegolf sepanjang sejarah.

Start Mewah, Akhiran Tenang

Memulai hari final dengan keunggulan empat pukulan di atas papan skor, Scheffler tak membuang waktu. Tiga birdie dalam lima hole pertama membuatnya tak terkejar. Meski sempat tergelincir dengan double bogey di hole 8, ia langsung merespons dengan birdie di hole 9. Skor 16-under di sembilan hole awal sudah cukup mengirim sinyal: Claret Jug tinggal menunggu waktu.

Haotong Li, yang bermain satu grup dengan Scheffler, tak mampu mengimbangi ritme sang pemimpin. Meski sempat menjadi pesaing terdekat, pegolf China itu harus mengakui superioritas Scheffler yang tampil nyaris tanpa celah.

“Saya tahu jika saya bisa menjaga permainan tetap solid di sembilan hole terakhir, saya akan sulit dikejar,” kata Scheffler dalam wawancara pasca-pertandingan. “Saya memainkan golf terbaik saya minggu ini, dan saya sangat bersyukur bisa meraih hasil ini.”

Perebutan Runner-Up yang Ketat

Sementara Scheffler melaju sendirian di puncak, perebutan posisi kedua justru berlangsung ketat. Wyndham Clark sempat merangsek ke lima besar dengan torehan 11-under. Harris English dan Chris Gotterup bahkan sempat berada di posisi dua dan tiga dengan masing-masing 13-under dan 12-under. Namun hingga hole ke-18, tak ada yang benar-benar bisa mendekati Scheffler yang tampil solid di enam hole terakhir tanpa kesalahan—enam kali par berturut-turut yang menyegel trofi impian.

Satu Gelar Lagi Menuju Sejarah

Kemenangan ini menempatkan Scheffler di ambang sejarah. Setelah menjuarai The Masters dan PGA Championship, dan kini The Open, satu-satunya mayor yang belum ia menangkan hanyalah US Open.

Dengan usia yang baru menginjak 30 tahun pada Juni 2026 mendatang, US Open tahun depan bisa menjadi momentum istimewa untuk mewujudkan karier Grand Slam. Andai berhasil, Scheffler akan bergabung dengan klub eksklusif yang hanya dihuni oleh Gene Sarazen, Ben Hogan, Gary Player, Jack Nicklaus, Tiger Woods, dan Rory McIlroy.

Meski begitu, Scheffler tetap merendah.

“Ini perasaan yang luar biasa. Saya tahu jalan masih panjang, dan setiap mayor punya tantangannya masing-masing. Tapi saya akan terus bekerja keras, menikmati setiap langkahnya,” ujarnya.

Jalan Panjang ke Claret Jug

Meski kini berjaya, The Open bukan selalu turnamen terbaik bagi Scheffler. Sebelum 2025, hasil terbaiknya hanyalah T-7 di tahun 2024 dan T-8 pada 2021. Namun seperti layaknya juara sejati, ia tak pernah berhenti belajar dan berkembang—hingga akhirnya kini mengangkat Claret Jug dengan penuh bangga.

Dengan gelar mayor keempat dalam genggaman dan sejarah besar di depan mata, satu hal jelas: era Scottie Scheffler belum selesai. Justru mungkin baru dimulai.