26/11/2025
by rudy iskandar

Jeeno Thitikul Tutup Musim dengan Sejarah: Dominasi di Final LPGA dan Pecahkan Rekor 75 Tahun

Jeeno Thitikul menutup musim 2025 dengan cara yang hanya dilakukan para legenda: menang besar, memecahkan rekor, dan mempertegas dirinya sebagai wajah baru LPGA. Pada Minggu (23/11), pegolf Thailand berusia 22…...
"

Start reading

Jeeno Thitikul menutup musim 2025 dengan cara yang hanya dilakukan para legenda: menang besar, memecahkan rekor, dan mempertegas dirinya sebagai wajah baru LPGA.

Pada Minggu (23/11), pegolf Thailand berusia 22 tahun itu menuntaskan CME Group Tour Championship dengan skor 4-under 68, menang empat pukulan, sekaligus memecahkan rekor rata-rata skor terendah satu musim dalam sejarah panjang LPGA — menggeser catatan ikonik Annika Sorenstam yang telah bertahan sejak 2002.

Dengan rata-rata 68,681, Thitikul kini berdiri sejajar — bahkan melampaui — nama-nama yang selama puluhan tahun menjadi standar tertinggi golf wanita.

Musim yang Penuh Luka, Air Mata, dan Ketangguhan

Di balik dominasinya, terpampang perjalanan emosional yang tidak selalu mulus. Ia masih mengingat jelas bagaimana empat pukulan hilang di Kroger Queen City Championship pada September menggagalkan gelar yang seharusnya sudah di tangannya.

“Saya menangis sangat keras,” kenangnya. “Saya sampai menempelkan kantong es ke mata.”

Seakan belum cukup, pekan lalu cedera pergelangan tangan akibat salah pukul di rumput keras dekat rumahnya di Dallas nyaris membuatnya mundur dari final musim. Latihan berkurang, kondisi tak sempurna — targetnya sederhana: menyelesaikan empat putaran.

Namun begitu tee-off dimulai, dunia kembali melihat sosok Jeeno yang mereka kenal: dingin, presisi, tak tergoyahkan.

Tekanan dari Rival Senegara

Masuk putaran final dengan unggul enam pukulan, Thitikul sempat ditekan oleh performa eksplosif Pajaree Anannarukarn, yang membuka hari dengan lima birdie dari tujuh hole untuk memangkas selisih menjadi dua.

Thitikul, yang sengaja tidak melihat papan skor hingga hole 17, tetap berada di jalurnya. Birdie penting di hole 10 dan 13 mengembalikan ritme, dan bogey Pajaree di hole 12 menjadi titik balik.

Setelah itu, semuanya kembali berada dalam kendali Jeeno.

Pukulan yang Memecahkan Sejarah

Birdie sejauh 10 kaki di hole 18 menjadi penutup sempurna — bukan hanya memastikan kemenangannya, tetapi juga mengunci rekor historis yang selama ini hanya menjadi mimpi.

“Aku tidak pernah membayangkan bisa memegang rekor itu,” kata Thitikul. “Ini luar biasa.”

Musim Fantastis dan Gelar Pemain Terbaik

Dengan bonus $4 juta—bagian terbesar dari total musim $7,57 juta—Thitikul resmi menyabet LPGA Player of the Year, gelar yang sudah hampir pasti sejak beberapa pekan lalu.

Di sisi lain, Nelly Korda, yang memulai tahun sebagai pegolf nomor satu dunia dan meraih tujuh gelar pada 2024, kembali gagal menambah trofi pada 2025. Meski finis ketiga, ia mengakui: “Ini tahun yang penuh perjuangan. Kesuksesan tidak pernah linear.”

Era Baru Dimulai

Saat sampanye disiramkan di green 18 dan tangan Jeeno terangkat tinggi, dunia golf menyaksikan transisi penting: LPGA punya panutan baru. Seorang juara muda yang bertahan dari luka, tekanan, dan keraguan — lalu bangkit untuk memecahkan rekor yang bertahan 23 tahun.

Jeeno Thitikul tidak hanya menutup musim.
Ia membuka era baru.

0 Comments

Submit a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Pick your next post

Contact Us

Address : Jl. Media No.88 - Jakarta Barat - 18789 - INDONESIA
______________________________
Email : halo@golftimes.id
Office : 0812-3456-7890
Advertising Info : 0811-1967-688

Information

  • Redaksi
  • Karir
  • Media Partner
  • Info Iklan

Categories

News
Profile
Junior & Amatir
Video
Tips & Tricks

271102
Users Today : 516
This Month : 12443
This Year : 145452
Total Users : 271102
Total views : 794564