Jeeno Thitikul Juara Lagi! Dominasi Tak Terbantahkan di CME Group Tour Championship 2025

Jeeno Thitikul menutup musim 2025 dengan gemuruh besar. Sama seperti tahun lalu, pegolf muda Thailand itu kembali mengangkat trofi CME Group Tour Championship di Tiburón Golf Club–dan sekali lagi membawa pulang cek juara senilai US$4 juta.

Namun kali ini, kemenangan tersebut terasa lebih historis, lebih matang, dan lebih menegaskan statusnya sebagai Ratu baru LPGA.

Kelas Dunia: Empat Hari yang Hampir Tanpa Cela

Thitikul tampil seperti mesin—halus, stabil, dan tidak tergoyahkan.
Dalam empat hari kompetisi, ia hanya membuat tiga bogey, mencetak seluruh putaran di angka 60-an, termasuk 63 pada Jumat dan 64 pada Sabtu. Ini bukan sekadar kemenangan; ini sebuah pameran dominasi.

Ia kini menjadi pegolf kedua dalam sejarah yang menang back-to-back di event ini, menyandingkan namanya dengan Jin Young Ko. Tapi Thitikul menjadi yang pertama meraih cek juara $4 juta dua tahun berturut-turut sejak hadiah turnamen dinaikkan pada 2024.

Tidak berhenti di sana, ia juga menghapus rekor 22 tahun usai memecahkan single-season scoring record LPGA yang sebelumnya dipegang Annika Sörenstam sejak 2002.

Hari Terakhir: Tanpa Drama, Hanya Dominasi

Memulai putaran final dengan keunggulan enam pukulan atas Nelly Korda dan Pajaree Anannarukarn, Thitikul tetap tenang meski Pajaree mencetak 66 untuk menekan dari belakang. Jeeno merespons dengan 68 yang solid—cukup untuk menang empat pukulan di angka total 26-under.

Di usia 22 tahun, Jeeno pulang bukan hanya sebagai juara turnamen, tetapi sebagai:

• Rolex Player of the Year
• Pemenang Race to the CME Globe
• Peraih Vare Trophy
• Peraih Money Title

Satu-satunya hal yang belum ia raih tahun ini? Rasa takjub pada dirinya sendiri.
“Saya hanya ingin menyelesaikan empat putaran saja awalnya,” ujarnya sambil tersenyum. “Tapi bisa berdiri di sini memegang trofi… rasanya melebihi semua yang saya bayangkan.”

Tetap Jeeno yang Sama

Meski menyapu bersih penghargaan bergengsi, Thitikul tetap merendah—dan tetap menjadi Jeeno yang sederhana.

“Hidup saya masih sama. Saya tetap harus memukul bola dengan benar, tetap harus chip dan putt,” katanya. “Semua kemenangan ini tidak membuat saya jadi orang spesial. Saya tetap manusia biasa. Ada senang, ada sedih. Itu hidup.”

Pajaree Membuat Sejarah Bareng Jeeno

Pajaree Anannarukarn, yang datang sebagai petarung ranking 60 Race to CME Globe, bermain luar biasa sepanjang minggu dan finis di posisi kedua dengan total 22-under, skor 72 hole terbaik sepanjang kariernya.

Ini baru kedua kalinya dua pegolf Thailand finis 1–2 dalam turnamen stroke play LPGA. Dan meskipun ia harus puas dengan tempat kedua, Pajaree justru tampak bangga pada sahabat dekatnya.

“Apa yang Jeeno lakukan itu luar biasa,” kata Pajaree. “Dia inspirasi untuk banyak generasi—termasuk kami yang bermain bersamanya.”

Nelly Korda di Posisi Ketiga

Nelly Korda mengakhiri musimnya yang penuh pasang-surut dengan posisi ketiga di angka 20-under. Putaran finalnya (68) dihiasi sebuah eagle hole-out spektakuler dari fairway bunker di hole 11.

Di belakangnya, Gaby Lopez finis keempat setelah putaran 62 hari Sabtu, sementara Nasa Hataoka menutup lima besar di angka 17-under.

Catatan Khusus

Auston Kim, lulusan Epson Tour, mencatat finis terbaik untuk rookie di turnamen ini—T7 dalam debutnya di Tiburón.

Dengan kemenangan ini, Jeeno Thitikul bukan hanya menegaskan dominasinya. Ia memastikan bahwa musim 2025 akan dikenang sebagai tahun ketika pegolf Thailand berusia 22 tahun itu naik kelas—bukan hanya sebagai juara, tetapi sebagai wajah baru LPGA Tour.