Nelly Korda menutup musim 2025 dengan sebuah swing yang terasa simbolis. Dari fairway 18 Tiburón Golf Club, pukulannya bersih, klub berputar ringan di tangannya—khas seorang juara.
Bola mendarat 25 kaki dari pin, putt birdie mengarah tepat ke tengah lubang… lalu berhenti satu putaran sebelum jatuh. Par di hole terakhir itu seolah menjadi rangkuman musim: bagus, dekat, tapi tidak cukup untuk menang.
Setelah musim 2024 yang luar biasa dengan tujuh gelar, ekspektasi terhadap Korda melonjak. Namun 2025 justru menjadi musim tanpa kemenangan—sebuah kejutan besar mengingat level permainannya.
“Ada banyak hal baik, ada momen sangat baik, ada juga momen ‘apa barusan terjadi?’” kata Korda menjelang CME Group Tour Championship. “Tapi itulah golf. Sulit menyamai tahun seperti 2024.”
Tak Menang, Tapi Tidak Menurun
Di permukaan, angka nol kemenangan dan turunnya peringkat ke No. 2 dunia mungkin tampak seperti kemunduran. Namun permainan Korda, dari sisi data, justru lebih baik dibanding tahun sebelumnya.
- Scoring average lebih baik
- Strokes Gained: Off the Tee meningkat
- Birdie percentage membaik
- Bogey avoidance membaik
- Putting lebih solid
- Satu-satunya area yang menurun signifikan: permainan around-the-green
Bahkan Lydia Ko mengakui, “Statistiknya lebih baik dari tahun lalu. Tapi ia tidak menang. Kadang statistik bukan segalanya.”
Dalam golf, batas antara juara dan runner-up sering hanya selisih satu putt yang lip-out.
Musim Tanpa Menang yang Justru Membuka Mata
Korda menyebut tahun ini sebagai “grind”. Musim penuh peluang yang lolos tipis—runner-up di U.S. Women’s Open dan beberapa kali nyaris menembus lingkaran juara. Namun di balik frustrasi itu, Korda menemukan pelajaran lebih dalam: ia tidak harus memikul semuanya sendirian.
“Ketika kamu berada di puncak, kritik datang dari mana saja,” katanya. “Di situ kamu sadar betapa pentingnya lingkaran terdekatmu… dan aku sangat beruntung memiliki mereka.”
Bagi Korda, tahun ini mengajarinya untuk belajar bersandar pada orang lain—keluarga, teman, pelatih, siapapun yang menjadi fondasi emosionalnya.
“Tak masalah apakah mereka telepon, kirim pesan, FaceTime, atau hanya hadir. Mereka ada setiap hari. Itu yang membuatku bertahan.”
Perspektif Baru Yang Membuatnya Kuat
Korda mengakui ia sering meluapkan emosinya pada timnya tahun ini—kadang terlalu sering. Tapi justru perspektif merekalah yang membuatnya melihat gambaran besar: bahwa ia sebenarnya berkembang, hanya tanpa trofi.
Upaya fisiknya meningkat. Persiapannya lebih matang. Fokusnya lebih dalam.
“Tidak ada kurang usaha sama sekali. Setiap tahun aku memberi lebih, berpikir lebih, bekerja lebih.”
Di Tiburón, Korda menutup musim dengan posisi ketiga setelah membuat tiga birdie dan sebuah hole-out eagle di back nine. Sekilas menunjukkan versi terbaiknya—namun hanya sesaat, seperti kilatan cahaya yang langsung padam.
Ini Bukan Akhir — Hanya Fase
Dalam sejarah golf, bahkan para legenda mengalami pasang-surut:
Rory McIlroy pernah menjalani musim tanpa kemenangan setelah tujuh gelar dalam dua tahun. Ia bangkit. Ia kembali ke No. 1. Ia menang belasan kali lagi.
Korda berada di jalur yang sama.
Bakatnya terlalu besar. Mentalitasnya terlalu kuat. Timnya terlalu solid untuk tidak kembali ke puncak.
Musim 2025 bisa jadi bukan musim kemenangan—tetapi mungkin justru musim yang membangun fondasi comeback yang lebih besar.
Saat ditanya apa yang paling ia syukuri dari tahun ini, jawabannya sederhana:
“Aku bersyukur pada orang-orang di sekitarku.”
Dan mungkin, itulah kemenangan terbesar Nelly Korda tahun ini.









Users Today : 645
This Month : 13233
This Year : 127298
Total Users : 252948
Total views : 751084
0 Comments