Jon Rahm Putuskan Cuti Empat Bulan: “Saatnya Mundur Sejenak dan Mengisi Ulang Tenaga”

Setelah bertahun-tahun menjadi simbol konsistensi di dunia golf, Jon Rahm akhirnya menekan tombol “pause.”

Pegolf asal Spanyol itu memutuskan untuk menjalani cuti panjang selama empat bulan — jeda terpanjang dalam karier profesionalnya — setelah melewati musim 2025 tanpa satu pun kemenangan.

Langkah ini menandai akhir dari salah satu periode paling stabil dan intens dalam golf modern. Sejak menjadi profesional pada 2017, Rahm selalu menutup setiap musim dengan gelar — hingga akhirnya tren itu berhenti tahun ini.

“Saya belum pernah benar-benar libur selama tiga bulan penuh, tapi saya menantikannya,” ujar Rahm kepada Ten Golf usai finis di posisi kesembilan bersama di Spanish Open, Madrid. “Atlet lain punya musim sepi, jadi saya pikir tidak ada salahnya mencoba. Saya ingin menikmati waktu di rumah, menjadi ayah, dan menghabiskan waktu bersama keluarga. Jika nanti terasa terlalu lama, mungkin tahun depan saya tak akan melakukannya lagi.”

Cuti Rahm akan berlangsung hingga akhir tahun ini, dengan rencana kembali tampil di pembukaan musim LIV Golf 2026 di Riyadh, Arab Saudi, pada 5 Februari mendatang.

Dari dominasi ke refleksi

Bagi pemain yang selama bertahun-tahun menjadwalkan dirinya padat di PGA Tour, major, dan kini LIV Golf, keputusan ini jelas bukan hal sepele. Namun, setelah musim tanpa trofi, Rahm tampaknya lebih memilih menata ulang ritme hidupnya ketimbang memaksakan hasil.

Musim 2025 sebenarnya tidak sepenuhnya buruk. Ia masih menunjukkan kualitas elite dengan beberapa finis 10 besar di berbagai ajang, termasuk di sirkuit LIV. Namun, insting kemenangan yang biasanya tajam tampak sedikit tumpul.
Kemenangan terakhir Rahm terjadi pada akhir 2024, tak lama setelah ia bergabung dengan LIV Golf — di mana ia langsung menjadi salah satu pemain paling menonjol dan bahkan memimpin tim barunya, Legion XIII, meraih hasil solid di musim debutnya.

Selain itu, Rahm tetap memainkan peran penting di Ryder Cup 2025, membantu Eropa merebut kembali trofi dari Amerika Serikat. Momen itu menjadi sorotan tersendiri di tengah musim pribadinya yang naik turun.

Fokus pada keluarga dan pemulihan mental

Di usia 30 tahun, Rahm menyadari pentingnya keseimbangan. Jadwal padat, perjalanan lintas benua, dan tekanan dari ekspektasi besar membuatnya ingin “bernafas sebentar.”

“Ini sudah menjadi beberapa tahun yang panjang, penuh dengan turnamen dan perjalanan,” katanya. “Kadang kamu perlu mundur selangkah untuk mengingat kenapa kamu mencintai permainan ini. Saya ingin mengisi ulang tenaga — dan saya yakin akan kembali dengan semangat yang membara.”

Selama cuti, Rahm berencana menghabiskan waktu di Spanyol bersama keluarga, menikmati musim dingin tanpa harus memikirkan kompetisi. Namun, para penggemarnya tak perlu khawatir terlalu lama: ia sudah memastikan akan kembali di LIV Golf Riyadh, memimpin Legion XIII dalam upaya membangun momentum baru di musim 2026.

Keputusan Jon Rahm ini bukan sekadar jeda — melainkan bab reflektif dalam karier seorang juara, yang tahu kapan harus menekan gas, dan kapan harus berhenti sejenak untuk memastikan mesin mental dan fisiknya siap melaju lagi.