Dua Eagle yang Mengantar Suteepat “Terbang” ke Singgasana MIO 2025

Babak final Mandiri Indonesia Open 2025 di Pondok Indah Golf Course benar-benar jadi panggung milik Suteepat Prateeptienchai. Pegolf Thailand ini membuktikan kualitasnya dengan total skor sensasional 264 pukulan, atau 24-under-par, setelah menyelesaikan 72 hole. Angka fantastis itu hasil dari putaran-putaran solid (66-66-68-64), sebuah performa yang nyaris tanpa cela.

Suteepat tak hanya memenangkan turnamen, ia juga mengukir dominasi telak atas rivalnya, Shahriffuddin Ariffin. Pertarungan yang semula diprediksi sengit justru berakhir dengan kemenangan meyakinkan bagi Suteepat. Kunci kemenangannya? Dua eagle yang datang di momen-momen krusial.

“Saya sangat senang kembali ke Indonesia,” ujar Suteepat, yang memang sudah akrab dengan lapangan di sini. Ia mengakui, titik balik kemenangannya terjadi di hole 6 par 5. Dengan pukulan three-wood sejauh 254 yard, ia sukses menempatkan bola hanya sekitar 6-7 kaki dari lubang. “Itu adalah titik balik karena saya menjadi pemimpin dengan selisih dua pukulan,” jelasnya. Setelah eagle pertama itu, Suteepat semakin percaya diri dan berhasil menambah birdie di hole 8, yang ia sebut sebagai hole paling sulit.

Perjalanan Suteepat tak lantas mulus. Sempat mendapatkan bogey di hole 10, ia langsung bounce back dengan dua birdie beruntun di hole 11 dan 12. Keunggulan lima stroke sebelum pertandingan sempat ditunda karena cuaca, membuatnya bermain nyaman. Ketenangan mentalnya terbukti saat ia menutup manis putaran final dengan eagle di hole 18*, menggenapkan total dua eagle dan lima birdie di hari itu.

Ariffin Terpeleset, Kevin Akbar Pahlawan Lokal

Di sisi lain, putaran final menjadi antiklimaks bagi Shahriffuddin Ariffin. Pegolf Malaysia yang sempat menjadi sorotan karena performa briliannya, justru gagal melanjutkan duel sengit melawan Suteepat. Alih-alih mengejar, Ariffin malah tergelincir dengan lima bogey. Setelah jeda cuaca, Ariffin mencoba bermain agresif, namun justru terperosok lebih dalam, terutama dengan dua bogey beruntun di hole 17 dan 18. Performa Ariffin di hari terakhir ini menjadi pengingat bahwa dalam golf, mentalitas memegang peranan krusial.

Namun, di tengah-tengah persaingan para pegolf asing, ada satu nama lokal yang patut diacungi jempol: Kevin Akbar. Ia sukses menjadi pemain lokal terbaik, berbagi posisi ketujuh dengan enam pemain lain. Performanya di hari terakhir sangat solid dengan skor 66 tanpa bogey.

“Saya merasa di beberapa minggu terakhir ini game-nya lagi cukup bagus,” kata Kevin. Ia membeberkan rahasianya, yakni kerja keras dan penggunaan teknologi. “Beberapa minggu terakhir ini banyak latihan pakai trackman. Tiap malam juga saya berlatih putting terus di ruang tamu. Jadi ya sangat membantu,” ujarnya.

Suteepat membuktikan bahwa konsistensi dan mentalitas baja adalah kunci kemenangan, sementara Kevin Akbar menunjukkan bahwa kerja keras, bahkan dengan alat bantu dengan teknologi terbaru seperti trackman, bisa mengantarkan pegolf lokal bersaing di level tertinggi. Sungguh, Mandiri Indonesia Open 2025 ini tak hanya soal siapa juaranya, tapi juga tentang dedikasi dan kegigihan di lapangan hijau.