PGA Tour Tolak Suntikan Dana $1,5 Miliar dari PIF karena LIV Golf Masih Dipertahankan

Upaya untuk menyatukan kembali dunia golf profesional putra kembali menemui jalan buntu. PGA Tour dikabarkan menolak tawaran Dana Investasi Publik (Public Investment Fund/PIF) Arab Saudi untuk menyuntikkan dana sebesar 1,5 miliar dolar AS ke PGA Tour Enterprises, entitas nirlaba yang mengelola PGA Tour.

Penolakan tersebut, menurut laporan ESPN yang dikonfirmasi sejumlah sumber, disebabkan oleh keinginan PIF untuk tetap mempertahankan LIV Golf League—liga saingannya yang sejak 2022 telah menjadi pesaing utama PGA Tour.

Laporan dari The Guardian menyebutkan, PGA Tour telah secara resmi menyampaikan penolakan itu melalui surat kepada PIF pada Senin lalu. Dalam proposalnya, PIF juga mengajukan nama Gubernur PIF, Yasir Al-Rumayyan, untuk menjabat sebagai wakil ketua dewan PGA Tour Enterprises, posisi yang saat ini dipegang oleh Tiger Woods. Adapun jabatan ketua dewan kini dipegang oleh mantan CEO Valero Energy, Joe Gorder.

PGA Tour bersikukuh ingin menjaga eksklusivitas sebagai satu-satunya sirkuit utama di dunia golf pria. Sebaliknya, PIF mengusulkan model dua sirkuit yang berjalan beriringan, dengan LIV Golf tetap menjadi bagian dari lanskap profesional.

“LIV dalam bentuk saat ini tidak akan menguntungkan bagi PGA Tour,” ujar salah satu sumber ESPN. PGA Tour disebut hanya bersedia memberi ruang bagi semacam format turnamen tim ala LIV yang digelar di luar musim reguler, seperti di musim gugur di luar Amerika Serikat.

Komisioner PGA Tour Jay Monahan menyatakan bahwa pihaknya terbuka untuk berdiskusi, tetapi tidak akan mengorbankan kekuatan platform mereka. “Kami tidak akan melakukannya dengan cara yang mengurangi kekuatan platform kami atau momentum yang sangat nyata yang kami miliki dengan para penggemar dan mitra kami,” katanya pada ajang The Players Championship bulan lalu.

Terbaru, negosiasi antara kedua belah pihak juga sempat berlangsung selama empat jam di Gedung Putih pada 20 Februari. Pertemuan tersebut dihadiri oleh Al-Rumayyan, Monahan, Tiger Woods, dan Adam Scott, Direktur Pemain PGA Tour. Bahkan, mantan Presiden AS Donald Trump juga menyatakan harapannya agar kedua tur bisa bersatu. Trump bertemu dengan pejabat LIV Golf di Miami pekan lalu, dan menyebut bahwa penggabungan keduanya akan menjadi “hal yang hebat.”

Di sisi lain, PIF justru dilaporkan berencana menggelontorkan dana hingga 5 miliar dolar AS untuk mengembangkan LIV Golf hingga akhir tahun ini. Meski begitu, liga yang dikenal dengan format 54 hole, tanpa cut, dan shotgun start ini masih kesulitan mendapatkan sponsor besar dan angka pemirsa televisi yang signifikan di Amerika Serikat.

Catatan keuangan menunjukkan bahwa LIV Golf mengalami kerugian operasional hampir 400 juta dolar AS sepanjang 2023 dari turnamen yang digelar di luar AS. Catatan untuk kegiatan di AS tidak dipublikasikan.

CEO baru LIV Golf, Scott O’Neil, mengaku pihaknya tidak bergantung pada kesepakatan dengan PGA Tour untuk bertahan. “Apakah kita butuh kesepakatan? Tidak. Tapi jika kesepakatan itu bisa mendorong perkembangan golf, saya akan segera menandatanganinya,” ujar O’Neil.

Hingga kini, sejumlah pegolf top dunia seperti Brooks Koepka, Bryson DeChambeau, Dustin Johnson, Jon Rahm, dan Cameron Smith masih berada di LIV Golf dengan kontrak bernilai fantastis, sebagian mencapai lebih dari 100 juta dolar AS. Mereka diskors oleh PGA Tour setelah memilih bergabung dengan LIV.

Dengan negosiasi yang kembali buntu, masa depan dunia golf profesional tampaknya masih akan terbagi—setidaknya dalam waktu dekat.