Di balik pangkat dan keberaniannya di medan perang, Jenderal Ahmad Yani juga menorehkan cerita menarik di dunia olahraga, khususnya dalam cabang golf.
Sebagai seorang tokoh militer, Jenderal Yani tidak hanya mahir memimpin pasukan, tetapi juga memiliki kegemaran yang tak biasa—bermain golf.
Golf, bagi Jenderal Yani, bukan sekadar olahraga biasa.
Ia sering kali menyempatkan waktu bersama para kolega dan rekan militer untuk melakoni pertandingan golf yang menjadi jendela relaksasi di tengah dinamika tugas militer yang padat.
Hijau lapangan golf menjadi saksi bisu kebersamaan dan persahabatan yang terjalin di luar konteks medan perang.
Kisah olahraga Jenderal Yani tidak terbatas pada lapangan golf saja.
Keahliannya dalam berenang membawa warna tersendiri dalam kehidupan pribadinya.
Keluarganya sering diajaknya berlibur ke pantai-pantai eksotis, tempat di mana kecintaannya pada berenang menjadi semakin nyata.

Sang putri, Amelia A. Yani, tidak segan berbagi kisah tentang ayahnya yang mampu berenang hingga ke tengah laut, mencerminkan keberanian dan ketangguhannya di luar panggung militer.
Olahraga bagi Jenderal Ahmad Yani bukan hanya tentang hobi semata, melainkan juga menjadi cara menjaga kebugaran tubuh di tengah padatnya jadwal sebagai seorang anggota TNI Angkatan Darat.
Aktivitas olahraganya, seperti golf, berenang, dan tenis, bukan hanya menyegarkan pikiran tetapi juga menjaga kesehatan fisik yang sangat dibutuhkan dalam menjalani tugas berat sebagai seorang jenderal.
Namun, takdir berkata lain pada 30 September 1965.
Ahmad Yani menjadi salah satu korban dalam peristiwa G30S/PKI di Lubang Buaya.
Meskipun perjalanan hidupnya terhenti secara tragis, warisan semangat, keberanian, dan keterampilan olahraganya tetap menjadi inspirasi bagi generasi selanjutnya.
Jejaknya yang terukir di hijau lapangan golf tidak hanya menjadi kenangan, melainkan juga simbol kebersamaan dan keberanian yang melekat pada seorang pahlawan nasional.
0 Comments