Lelaki yang berperawakan cukup tinggi, penyuka olahraga Triatlon disamping golf ini, menerima Golftimes dengan tangan terbuka, penuh kehangatan di Driving Range Power Golf yang terletak persis di samping Mal Alam Sutera, yang beliau kelola.. Paulus Rudy Januar nama lengkapnya.

Secangkir teh hangat dan makanan kecil tersaji di meja, di Resto Power Bite yang juga berada di area driving range Power Golf. Sementara itu kami diajak berkeliling melihat-lihat fasilitas yang tersedia di Driving range tersebut. Ada ruang VIP,VVIP dan Suites dengan locker dan shower eksklusif terpisah dengan yang biasa, tersedia juga space untuk kegiatan outdoor. Sementara drivingnya sendiri dilengkapi dengan komputer system TopTracer pertama di Indonesia dan layar monitor yang bisa membantu pegolf melihat hasil pukulan, atau bermain games golf. Dan sebagai pelengkap yang sempurna, disana juga telah dibuka proshop Leonian yang menyediakan segala kebutuhan pegolf.

AKAN TERUS BERMAIN GOLF
“Pastinya saya akan dan harus terus bermain golf untuk 3is yaitu narsis, eksis dan bisnis. Supaya orang tidak lupa dengan saya, supaya hubungan pertemanan tetap terjaga dan sebisa mungkin menambah teman. Karena 1000 orang teman masih terlalu sedikit dan 1 orang musuh terlalu banyak…,” Ujar Paulus menjelaskan alasan mengapa dia akan selalu terus bermain golf.
”Apalagi golf selain memang saya suka, juga dari golf lah kami berkegiatan,” Jelas Paulus yang merupakan Founder dan CEO IXI Sports and Leisures sebuah perusahaan EO yang khusus di bidang olahraga dan juga General Manager Power Golf Driving Range.
Paulus Rudy Januar BERLABUH DI GOLF
Sebetulnya, dalam diri Paulus Rudy Januar mengalir darah atlit. Karena beberapa cabor sempat ditekuninya, seperti Bulutangkis dan squash. Di Bulutangkis sempat mengecap berlatih dan mendapatkan beasiswa di Djarum Kudus. Sementara untuk cabor Squash, Paulus sempat pula bermain di PON 2004 Palembang. Bahkan ia juga bergabung di kontingen Indonesia di Sea Games 2007 Thailand, cabor Squash. Paulus melanjutkan kiprahnya ke Canada sebagai pelatih Bulutangkis, namun pada akhirnya berlabuh ke golf.
“Hal yang tak terlupakan saat saya bermain golf itua dalah bermain bersama bahkan satu buggy dan hanya berdua saja bersama Jason Richardson juara slam dunk contes NBA All Star. Selain itu bermain berdua dengan Zainudin Amali yang saat itu masih menjabat sebagai Menpora dan diskusi sambil ngonten untuk memberikan edukasi bahwa di saat pandemic Covid melanda, salah satu olahraga terbaik adalah bermain golf,” Cerita Paulus yang masih bermain dengan skor ratusan di saat awal awal dulu bekerja sebagai General Manager di salah satu lapangan golf.

PENGALAMAN TAK TERLUPAKAN
-Pengalaman melatih di Canada yang memiliki empat musim, membentuk kemampuan diri Paulus beradaptasi dengan lingkungan baru relatif cepat, termasuk kebudayaannya.
“Melatih dan bekerja di Canada mendapatkan banyak pengalaman yang baru. Antara lain tantangan hidup di negara maju yang mempunyai empat musim,”Cerita Paulus tentang kisahnya melatih di negeri orang.
Bahkan tentang musim ini, ada satu cerita yang tidak bisa saya lupakan. Pernah saya lupa check perkiraan cuaca pada hari itu. Saat siang berangkat melatih, cuaca sangat enak sekali. Walau suhu menunjukan angka 10 derajat celcius tapi matahari sangat cerah dan hangat. Sehingga saya pakai baju cukup santai yaitu celana pendek dan jaket tipis. Saat melatih, saya merasa hangat-hangat aja karena di dalam gedung apalagi ada mesin penghangat ruangan.
Saat mau pulang, saya menuju halte bis. Baru buka pintu terasa dingin menggigit. Ternyata beberapa jam sebelumnya ada badai salju akibatnya suhu saat itu turun hampi rminus 20 derajat. Untung disana teknologi sudah cukup oke. Jadi saya check jadwal bus, dan memang on time. Jadi saya hanya menunggu beberapa menit saja di halte itu. Sopir bis nya tanya ke saya tentang dari mana asal saya. Saya bilang dari Indonesia. Dia menjawab welcome to Canada, you’re really a Canadian now karena lagi snow naik bis dan menunggu di Halte pakai celana pendek dan jaket tipis…Wkwkwk…

MENEMUKAN “MUTIARA” GOLF
Terhitung bermain golf sudah sepuluh tahun, sejak 2013, pastinya dalam rentang waktu yang lumayan panjang tersebut, banyak hal-hal perenungan yang bisa diperoleh. Paulus menjelaskan spiritualitas kehidupan yang bersingungan dengan golf.
“Golf is Life .. Life is Golf… Kita tidak tahu kita lahir seperti apa, sama seperti saat kita mau mulai melakukan tee off. Dan mungkin akan banyak kesalahan dalam hidup kita sama seperti saat kita bermain golf yang tidak mungkin sempurna terus dan kadang malah tidak sesuai harapan kita. Tapi kita memiliki peluang dan berusaha untuk selalu memperbaikinya sebisa mungkin. Perkara hasilnya, itu urusan belakangan.
Kita hanya bisa berusaha dan iklas dengan apa yang terjadi dan akhirnya kita juga harus menyelesaikan semua nya dengan sebaik mungkin apapun yang terjadi. Seperti di golf yang mungkin tee off nya jelek tapi bisa saja hasilnya tetap par atau malah birdie. Semuanya adalah tentang bagaimana kita melihat, mempelajari, menilai dan memutuskan. Apapun itu, harus ada keputusan yang harus diambil dan semuanya harus diselesaikan walaupun keputusan yang kita ambil belum tentu selalu benar. Exercise in Experience….,” Ujar Paulus pemilik handicap 16 ini, dengan mata menerawang.
SOSOK PAULUS RUDY JANUAR SESUNGGUHNYA
Ada pepatah yang mengatakan, untuk menjadi lebih baik jangan hitung berapa banyak kebaikan yang telah kamu lakukan, tapi hitunglah seberapa banyak keburukannya. Karena untuk menjadi lebih baik dari waktu ke waktu, bukanlah memamerkan segala kebaikan yang telah kita lakukan. Namun dengan menghitung seberapa banyak keburukan kita dan melakukan perbaikan-perbaikan, sesungguhnya, kita telah melangkah menjadi sosok yang lebih baik dari sebelumnya.
“Saya bukan sosok yang sempurna, saya sadar bahwa saya masih memiliki banyak kekurangan yang harus saya perbaiki, ya… bagi saya, saya hanya berusaha menjadi yang lebih baik daripada sebelumnya dan semua manusia pasti punya kekurangan dan tidak lepas dari khilaf… jadi yang bisa menilai saya ya sebaiknya orang lain saja walau ada kemungkinan penilaiannya berbeda beda tentang saya tapi apapun itu akan saya terima dan bisa untuk pengembangan diri saya sendiri untuk menjadi pribadi yang lebih baik ke depannya, aamiin,” Doa Paulus Rudy Januar menjelaskan keengganan menilai dirinya sosok seperti apa, sambil menutup perbincangan ini. *GT*

Untuk isi artikel lebih lengkap bisa dilihat di tautan berikut GolfTimes E-Magz V10052023 Dan baca profile lainnya di tautan berikut https://golftimes.id/profile/
0 Comments