Dunia golf kembali kehilangan salah satu tokoh paling karismatiknya. Fuzzy Zoeller, juara dua turnamen major yang dikenal dengan senyum lebar dan gaya bermain santainya, meninggal dunia pada usia 74 tahun.
Kabar duka ini dikonfirmasi oleh sahabat sekaligus Direktur Insperity Invitational, Brian Naugle, setelah menerima informasi langsung dari putri Zoeller pada Kamis (27/11) waktu setempat. Penyebab kematiannya belum diumumkan.
Zoeller—pemilik nama lengkap Frank Urban Zoeller Jr.—bukan sekadar juara. Ia adalah sosok yang mengubah cara penonton menikmati golf: ringan, menghibur, dan selalu membawa energi positif ke lapangan. Dikenal sebagai golfer yang sering bersiul di antara pukulan, Zoeller membuat olahraga yang penuh ketegangan terasa lebih menyenangkan.
Jejak Legenda: Pemenang Masters Terakhir yang Menang di Debut
Nama Zoeller langsung menembus panteon golf dunia setelah menjuarai Masters 1979 dalam penampilan perdananya. Ia menjadi pemain terakhir dalam sejarah yang mampu memenangkan jaket hijau pada debut—sebuah rekor yang masih bertahan hingga kini.
Kemenangan itu diraih lewat playoff dramatis tiga pemain, menandai salah satu kisah paling ikonik di Augusta.
Drama Winged Foot 1984: Saat Lambaian Handuk Putih Menjadi Sejarah
Zoeller kembali menciptakan momen abadi di U.S. Open 1984. Ketika Greg Norman melakukan putt panjang di hole penutup, Zoeller—mengira sang rival sudah mengamankan kemenangan—mengangkat handuk putih sebagai gestur hormat.
Namun putt itu hanyalah par. Playoff 18 hole pun digelar, dan Zoeller memperlihatkan performa brilian, menang delapan pukulan dan mengamankan gelar mayor keduanya.
Momen itu hingga kini menjadi salah satu adegan paling dikenang dalam sejarah U.S. Open.
Luka 1997: Kontroversi yang Membekas
Karier Zoeller sempat mengalami titik kelam ketika ia melontarkan komentar bernada rasis terhadap Tiger Woods setelah Masters 1997. Kritik keras mengalir, dan Zoeller mengaku insiden tersebut menjadi masa paling berat dalam hidupnya.
Dalam tulisan di Golf Digest, ia bahkan menyebut menerima ancaman pembunuhan selama bertahun-tahun dan menyadari bahwa bayang-bayang kontroversi itu akan selalu melekat.
Warisan Tak Terhapuskan
Meski begitu, kontribusi Zoeller bagi golf tetap sangat besar. Ia meraih:
- 2 gelar major,
- 8 gelar PGA Tour,
- 2 gelar PGA Tour Champions, termasuk Senior PGA Championship.
Penghargaan Bob Jones Award pada 1985—pengakuan tertinggi USGA untuk sportivitas—menggambarkan bagaimana ia dihargai sebagai pribadi di balik talenta.
Sosok Ayah, Sahabat, dan Pesona Lapangan
Zoeller lahir di Indiana dan menikah dengan Diane, yang mendahuluinya pada 2021. Ia meninggalkan tiga anak, termasuk Gretchen, yang kerap menemaninya dalam turnamen keluarga seperti PNC Championship.
Bagi banyak orang, Zoeller bukan sekadar pemain hebat—ia adalah representasi golf yang menyenangkan. Seorang juara yang tidak pernah kehilangan selera humor, tidak pernah tampil tegang, dan selalu mengingatkan bahwa golf juga tentang menikmati perjalanan.
Selamat jalan, Fuzzy
Kepergiannya meninggalkan ruang hampa bagi dunia golf. Zoeller adalah ikon yang kisah hidupnya tidak hanya berisi kemenangan, tetapi juga pelajaran tentang manusia yang tumbuh, bersalah, meminta maaf, dan terus mencoba menjadi lebih baik.
Warisan itulah yang membuat namanya tetap hidup—di lapangan, di cerita-cerita, dan di hati para pecinta golf.










Users Today : 148
This Month : 1124
This Year : 134133
Total Users : 259783
Total views : 764939
0 Comments