Di era di mana kesadaran terhadap perlindungan lingkungan semakin meningkat, pendekatan mengemudi yang ramah lingkungan atau “eco-driving” telah menjadi sorotan utama, terutama bagi para pengemudi.
Praktik ini tidak hanya mendukung upaya menjaga lingkungan, tetapi juga membawa manfaat finansial yang sangat berarti.
Istilah “eco” dalam eco-driving mengandung dua prinsip kunci: ekologi dan ekonomi. Pertama, “ekologi” mencerminkan pendekatan pengemudi yang mempertimbangkan dampak aktivitas mengemudi terhadap lingkungan.
Kedua, “ekonomi” merujuk pada keuntungan finansial yang bisa didapat pengemudi dengan mengurangi penggunaan bahan bakar.
Fachrul Rozi, Ahli Dukungan Teknik Pelanggan dari Michelin Indonesia, menjelaskan bahwa eco-driving menggabungkan kedua prinsip tersebut dengan tujuan mengurangi emisi dan penggunaan bahan bakar fosil dengan seefisien mungkin.
Bahkan bagi pengemudi kendaraan listrik, pendekatan eco-driving dapat berdampak positif pada masa pakai baterai.
Rozi memberikan contoh konkret bagaimana eco-driving dapat menghemat bahan bakar. Menurutnya, mengurangi kecepatan mobil dan menggunakan tenaga dengan lembut saat memulai perjalanan dapat berdampak positif pada konsumsi bahan bakar. “Hal ini menunjukkan bahwa menghindari akselerasi mendadak juga dapat secara signifikan mengurangi konsumsi bahan bakar,” ungkapnya.
Selain itu, Rozi juga merekomendasikan agar pengemudi selalu mematuhi batas kecepatan di jalan tol dan melambatkan kendaraan saat naik tanjakan, tanpa perlu menekan pedal gas terlalu dalam.
“Ini juga akan berkontribusi pada penghematan bahan bakar dan memperpanjang umur ban.”
Rozi memberikan sembilan tips eco-driving berikut yang bisa membantu mengurangi jejak karbon sekaligus menghemat biaya:
- Periksa Tekanan Ban: Memastikan tekanan ban yang optimal dapat mengurangi konsumsi bahan bakar dan meningkatkan kendali kendaraan.
- Pilih Ban yang Sesuai: Ban dengan hambatan gulir rendah dapat secara signifikan mengurangi konsumsi bahan bakar.
- Berantisipasi dan Hindari Pengereman Mendadak: Menghindari pengereman tiba-tiba dan memberikan jarak yang cukup untuk melambatkan kendaraan secara perlahan.
- Hindari Akselerasi Mendadak: Akselerasi tiba-tiba membutuhkan lebih banyak energi dan bahan bakar.
- Patuhi Batas Kecepatan: Mengikuti batas kecepatan membantu mengurangi konsumsi bahan bakar dan emisi polutan.
- Baca Topografi Jalan: Menggunakan gigi rendah saat menuruni bukit dan mempercepat saat menanjak.
- Matikan Mesin Saat Tidak Digunakan: Tidak menjalankan mesin saat tidak diperlukan, seperti saat berhenti atau dalam kemacetan.
- Gunakan AC dengan Bijak: Menggunakan AC dengan hemat dapat mengurangi konsumsi bahan bakar.
- Hindari Gaya Mengemudi Kasar: Hindari gaya mengemudi yang kasar seperti percepatan dan pengereman mendadak, yang dapat mengurangi efisiensi bahan bakar.
Praktik eco-driving bukan hanya tentang menjaga lingkungan, tetapi juga tentang menjaga keseimbangan antara perlindungan lingkungan dan pengeluaran finansial.
Dengan mengadopsi pendekatan ini, kita dapat bersama-sama berkontribusi pada lingkungan yang lebih baik sambil menghemat biaya operasional kendaraan.
0 Comments