Kali ini, kami memperkenalkan seorang figur yang kami angkat sebagai profil yang berasal dari seorang Ibu Rumah tangga yang menyukai golf sebagai pilihan olahraga favoritnya. Namanya adalah Elvila Sari atau biasa disapa Villa.

Mendapatinya dikediamannya yang asri dibilangan Griya Tugu Asri, Depok, berbincang-bincang dengan beliau terasa kesan ramah dan humble. Ditemani kopi dan panganan ringan, obrolan santai mengalir lancar.
Obrolan ringan diawali dengan pengalaman Villa, demikian sapaan akrabnya, sebagai seorang pramugari. Villa sudah menjejakkan kaki ke berbagai belahan dunia, antara lain New Zealand, Australia, Jepang, Korsel, China, Taipei, Hongkong, Manila, Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam, Bangkok, Saudi Arabia, Abudhabi, Yordania hingga ke Eropa Barat dan Amerika Serikat.
Terkait pengalamannya sebagai pramugari. Ada pengalaman yang sangat lucu, yang saya alami waktu pertama kali terbang ke Amerika Serikat. Saya merasa sulit beradaptasi dengan perbedaan waktu, sehingga terkena Insomnia alias susah tidur. Yang membuat saya tidak bisa tidur selama empat hari, … setelah sampai di Los Angeles, saya lemas- Tetapi saya masih ingat ketika Hotel menelpon 911, saya di bawa ambulance dengan pengawalan Polisi menuju rumah sakit. Teman-teman saya malah seneng dan sempat-sempatnya berfoto di dekat mobil ambulance 911 sebab pada waktu itu sedang hits2nya film pendek tentang emergency call 911 ..hahaha…,” Ujar Elvila tertawa mengenang cerita lucu tersebut.

Elvila Sari TAK SENGAJA SUKA GOLF
“Saya sangat menyukai golf, karena golf adalah olahraga yang penuh dengan disiplin, penuh dedikasi dan integritas diri. Pada saat turnamen, kita bisa saja menuliskan skor brapa pun yang kita mau, untuk bisa keluar sebagai juara. Karena tidak ada satupun yang mengetahui. Namun bila itu kita lakukan, maka kita benar-benar mencederai sportifitas dan kejujuran yang kita miliki dalam diri. Sehingga dengan sendirinya ini melatih kita untuk selalu jujur dan disiplin,” Ujar Villa bicara dengan nada serius. ” Tapi saya justru menyukai golf awalnya dengan secara tidak sengaja. Saya memulainya ketika duduk mendampingi suami driving, karena memang saya tidak bisa duduk tenang. Saya mulai ikut mukul-mukul bola. Pelatih suami saya waktu itu pak Agus (dari Bumi Wiyata Driving Range) memberi semangat pada saya, bahwa saya cocok dan berbakat untuk main golf karena punya power dan stamina yg bagus. Nahh… mulai dari sanalah saya akhirnya berlatih golf secara serius”.

TURUN PERTAMA KALI
Turun lapangan pertama kali saya main di padang golf Cilangkap, yang orang-orang pada bilang berat karena bermain golfnya harus jalan kaki sepanjang delapan belas hole dan dengan fairway yang sempit dan dogleg. Tapi terus terang saya enjoy banget,” kata Vila menjelaskan awal pertama turun lapangan. ” Tapi jangan ditanya tentang skor yaa, karena itu kan main pertama kali, jadi ga ngitung skor, yang penting waktu itu saya nyari enjoynya dulu.. hehehe.
“Dari sanalah rasa suka akan olahraga golf dimulai dan suami saya mengajak saya turun lapangan rutin sebulan sekali. Kadang main di Matoa, kadang main di Sawangan, kadang juga main di Gunung Geulis, pokoknya keliling-keliling, agar saya bisa membedakan tantangan setiap lapangan,” Ujar Vila panjang lebar, “Waktu itu ladies golfer belum begitu banyak, sehingga saya ikut turnamen dengan komunitas ladies golf di Pangkalan Jati dan Rawamangun.

Elvila Sari JADI MEMBER BANYAK KOMUNITAS
Elvila menceritakan awalnya masuk kedalam sebuah komunitas golf. “Saat terjadi pandemi, semua orang sepertinya mengalihkan olahraga ke golf. Sehingga driving dan lapangan golf jadi penuh. berbagai macam orang mulai belajar golf, anak-anak, dewasa, tua-muda, pria-wanita dan mulailah dari sana bermunculan komunitas-komunitas ladies golfer,”Papar Vila menjelaskan awal mula masuk ke komunitas golf.
“Pertama-tama saya diundang, salah satu komunitas Hijab Golfer untuk bergabung. Dan di komunitas ini, saya banyak berkenalan dengan teman-teman baru. Main bareng, latihan bareng… seru pokoknya dan sampe sekarang Golf masih menjadi olahraga favorit saya. Dan saya sekarang masuk menjadi anggota tiga komunitas ladies golfer yaitu Hijab Golfer, Main Dari Merah dan Ladies Golf Cilangkap sementara kalo yang umum, saya masuk jadi member Cibubur Golf Club dan Wiyata Golf Club”Ujar Vila yang pernah mencetak skor terbaik 82 ini.

FLASHBACK MASA KULIAH
Masa kuliahnya dilalui bukan dengan banyak kemudahan dan fasilitas. Elvila menyadari bahwa dia bukan berasal dari keluarga kaya. Untuk mendapatkan apa yang diinginkan, tidak semudah membalikkan telapak tangan. Dia harus berjuang untuk meraihnya. Dan ini tercermin dari sikapnya yang pantang menyerah.
“Saya bukan dari keluarga yang berkecukupan, dari kecil hingga kuliah, hidup saya berjuang terus. Orang tua saya selalu berpesan, bekerja keraslah dalam mengejar apa yang kamu inginkan. Insha Alloh, Tuhan akan memberikan jalannya atas usaha yang kamu lakukan,” Ujar Villa mengenang masa kuliahnya.
“Bersama keluarga, kami berusaha apa saja untuk tetap hidup dan sekolah, dan segala perjuangan yang saya lakukan tidak pernah menjadikan beban, sebab saya menganggap agar tetap bisa hidup, saya harus terus bergerak, .. striving to survive.. dan itu sudah menjadi hal yang biasa.
“dan alhamdulillah doa saya dijawab oleh Allah SWT, dalam sebuah kegiatan Kepramukaan, Allah mempertemukan saya dengan Jendral Polisi Kunarto, saat itu menjabat sebagai Kapolri, yang kemudian menanggung semua biaya kuliah saya hingga selesai”.

GOLF UNTUK HAPPY BUKAN PRESTASI
Tak dipungkiri walau golf bisa dimainkan sampai umur yang tak terbatas. Tapi banyak diantara pegolf-pegolf usia lanjut, bermain golf bukan untuk prestasi. Tetapi hanya untuk bisa berolahraga, bersosialisasi dengan teman-teman, mendapatkan teman-teman baru. Dan inilah faktor-faktor utama yang membuat Elvila menyukai golf dengan usia yang sudah tidak muda lagi.
“Untuk seumuran saya, prestasi bukan menjadi target yang utama. Yang terpenting bisa berolahraga, bersosialisasi dan berkenalan dengan teman-teman baru dikomunitas. Sudah cukup bagi saya tetapi jika saya bisa bermain dengan kemampuan terbaik tetap itu merupakan kebanggaan tersendiri. Suami dan anak-anak,mereka bangga pada saya, karena masih bisa aktif di umur saya yang menjelang 55 thn,” Jelas ladies golfer dengan handicap 26 ini.
“Anak-anak saya juga mulai main golf,terutama yang sudah mulai masuk ke dunia kerja. Awalnya turun lapangan satu flight dengan anak-anak, tapi mereka akhirnya mulai punya komunitas sendiri,” Jelas Vila, dan sang suami, Kemudian Villa menjelaskan, “ Suami saya sangat support dengan kegiatan golf anak dan memfasilitasi mereka dengan pelatih untuk lebih serius berlatih golf”

KELUARGA TETAP NOMOR SATU
Buat saya bermain golf itu sangat menyenangkan, karena bukan hanya bisa berolahraga, tetapi juga bisa berteman dan rekreasi. Namun satu hal yang menjadi prinsip saya, untuk urusan Keluarga. Peringkatnya masih diatas Golf.
Jadi sebelum saya pergi driving atau turun lapangan, saya memastikan semua kebutuhan suami dan anak-anak sudah tersedia. *GT*

Untuk isi artikel lebih lengkap bisa dilihat di tautan berikut GolfTimes E-Magz V09052023 Dan baca profile lainnya di tautan berikut https://golftimes.id/profile/
0 Comments