Golf Times, Jakarta-Indonesia memiliki banyak lapangan golf yang bisa disinggahi oleh para pegolf untuk dijajal. Setiap lapangan golf memiliki karakter yang berbeda. Ada yang dianggap mudah, ada pula yang disebut banyak tantangan.
Karakter yang dimiliki setiap lapangan merupakan tantangan bagi pegolf. Ada beberapa komunitas yang hobi menjajal berbagai lapangan golf. Selain berolahraga, mereka ingin merasakan sensasi di setiap lapangan yang dijajakinya.
GOlf HOre HOre atau GOHOHO dan Divot-ed adalah dua komunitas yang mempunyai kebiasaan itu. Mereka memiliki tempat rutin untuk golf bersama. Tapi, menjajal berbagai lapangan adalah agenda khusus yang tidak bisa dilewatkan.
Misalnya GOHOHO. Pekan lalu komunitas ini menjajal lapangan golf di Moder Golf & Country Club, Sentul Highland Golf Club, Rainbowhills Golf, Gunung Geulis Country Club, dan Cengkareng Golf Club.
Tity Ali, salah seorang anggota komunitas tersebut, mengatakan bahwa tradisi itu sudah berjalan lama.
Biasanya, mereka akan menghubungi rekan pegolf yang berada di sekitar lokasi lapangan. “Di Bogor, ada tiga orang yang bergabung dengan kami,” katanya.
Tiga orang itu sudah biasa bermain di lapangan tersebut. Nah, Ali dan beberapa rekannya baru kali pertama menjajal lapangan itu. Ada persaingan antara pegolf yang sudah dan belum pernah turun di lapangan tersebut.
“Persaingan ini tentu hanya sebatas permainan, selebihnya kami tetap mengeratkan persahabatan,” ujarnya.
Ali menceritakan salah satu sensasi yang dia rasakan di salah satu clubhouse yang dijajal. Ada clubhouse yang setiap green-nya mempunyai speed di atas 10 dan sloop.
Menurut dia, green yang seperti itu cukup menantang. “Sensasi itu yang membuat kami sangat terkesan,” imbuhnya.
Paling terkesan saat melakukan pukulan putting. Hampir semua green mempunyai speed di atas 10 dan sloop yang cukup menantang, selain fairways yang sangat terawat.
Komunitas lain yang memiliki kegemaran serupa adalah Divot-ed. Latar belakang komunitas ini adalah pengelola clubhouse dan pegolf profesional. Moh. Nur Ekomurti, salah seorang anggota komunitas tersebut, menjajal lapangan untuk studi banding.
“Kami harus membuka mata melihat konsep dan karakter lapangan lain,” katanya.
Hasilnya, pengalaman bermain di berbagai lapangan memunculkan ide tersendiri. Dengan begitu, para anggota komunitas bisa berinovasi dalam mengembangkan layanan untuk pegolf yang menggunakan lapangannya.
Eko mengaku lebih suka berkolaborasi. Ide dan sensasi yang dia dapat di lapangan lain harus bisa diadopsi. Tentu, lelaki asal Magetan itu melakukan modifikasi agar ide yang didapat lebih bagus dan menarik.
Dia mengakui setiap lapangan memiliki sensasi tersendiri. Ada tantangan yang dihadapi setiap pegolf. Kebiasaan menjajal lapangan lain secara tidak langsung akan mengasah kompetensi pegolf.
“Mereka akan survive dalam menaklukkan berbagai tantangan di setiap lapangan,” katanya.
0 Comments